Definisi, Struktur, dan Unsur Kebahasaan
1. Hakikat Teks Deskripsi
Teks deskripsi merupakan salah satu jenis teks yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hakikat dari teks ini adalah memberikan gambaran yang jelas, detail, dan nyata tentang suatu objek, tempat, peristiwa, atau tokoh, sehingga pembaca seolah-olah bisa ikut melihat, mendengar, atau merasakan apa yang digambarkan. Dengan teks deskripsi, sebuah taman, kelas, atau bahkan suasana sore di desa dapat “dihidupkan” melalui bahasa sehingga terasa lebih nyata bagi pembaca.
Jika dilihat dari landasan filosofinya, teks deskripsi bertumpu pada tiga hal penting. Pertama, filsafat realisme, yaitu keyakinan bahwa sesuatu bisa dipahami dengan baik jika digambarkan sesuai fakta dan kenyataan yang ada. Kedua, filsafat estetika, sebab teks deskripsi tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menghadirkan keindahan bahasa yang mampu membangkitkan imajinasi pembaca. Ketiga, filsafat pragmatisme, karena teks deskripsi memiliki manfaat praktis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk menceritakan pengalaman, menggambarkan suasana, atau menjelaskan detail suatu objek. Dengan demikian, teks deskripsi bukan sekadar teori, melainkan berfungsi untuk membantu manusia berkomunikasi dan memahami lingkungan sekitarnya.
Beberapa ahli juga memberikan definisi yang memperkuat pemahaman kita tentang teks deskripsi. Keraf (2007) menyatakan bahwa deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memberikan rincian atau detail mengenai suatu objek sehingga pembaca dapat membayangkannya. Semi (2009) menjelaskan deskripsi sebagai karangan yang melukiskan suatu objek dengan kata-kata, seakan-akan pembaca bisa melihat, mendengar, atau merasakan objek tersebut. Sementara itu, Kosasih (2018) mendefinisikan teks deskripsi sebagai teks yang menggambarkan suatu objek, tempat, atau suasana dengan cara merinci bagian-bagian dan ciri-cirinya secara konkret. Dari pandangan para ahli ini, terlihat jelas bahwa kunci utama teks deskripsi adalah detail, kejelasan, dan kemampuan menghadirkan imajinasi.
Secara umum, teks deskripsi dapat dipahami sebagai teks yang menggambarkan sesuatu secara jelas dan terperinci agar pembaca seolah-olah berada langsung di dalam situasi yang sedang dijelaskan. Bahasa yang dipakai biasanya kaya dengan kata sifat, detail pancaindra, dan ungkapan yang konkret. Misalnya, jika seseorang mendeskripsikan sebuah pantai, ia tidak hanya menyebut “pantai itu indah,” tetapi menjelaskan warna biru lautnya, suara ombak yang berdeburan, aroma asin udara, serta hangatnya pasir di kaki. Dengan cara itu, pembaca seakan-akan ikut merasakan keindahan pantai tersebut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teks deskripsi adalah bentuk karangan yang bertujuan menggambarkan objek tertentu secara detail, baik berupa orang, tempat, suasana, maupun peristiwa, sehingga pembaca bisa merasakan pengalaman seolah-olah nyata. Ciri utama teks ini adalah fokus pada satu objek, penggunaan bahasa yang konkret, detail yang mendalam, serta kemampuan menghadirkan kesan imajinatif.
Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Semi, Atar. (2009). Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.
Kosasih, E. (2018). Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (2022). Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kurikulum Merdeka.
Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, E. (2018). Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (2022). Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kurikulum Merdeka.
2. Struktur Teks Deskripsi
Struktur teks deskripsi merupakan bagian penting yang harus dipahami agar siswa dapat menyusun teks dengan runtut dan mudah dimengerti. Struktur di sini berfungsi sebagai kerangka yang menuntun penulis dalam menyajikan informasi secara teratur. Dengan memahami struktur, siswa tidak akan kebingungan memulai tulisan, mengembangkan ide, maupun menutup uraian secara tepat.
Secara umum, struktur teks deskripsi terdiri atas tiga bagian utama, yaitu identifikasi (pembuka), deskripsi bagian (isi), dan simpulan (penutup). Meskipun sederhana, setiap bagian memiliki peran yang sangat penting dalam membangun kejelasan gambaran yang disajikan kepada pembaca.
Bagian pertama adalah identifikasi. Identifikasi berfungsi memperkenalkan objek yang akan dideskripsikan. Objek tersebut bisa berupa tempat, tokoh, hewan, benda, atau suasana. Pada tahap ini, penulis biasanya menyebutkan nama objek, lokasi, atau identitas umum sehingga pembaca tahu apa yang sedang dibicarakan. Misalnya, ketika mendeskripsikan sekolah, penulis dapat memulai dengan kalimat, “Sekolahku bernama SMP Negeri Harapan, terletak di tengah kota yang ramai.” Kalimat ini langsung memperjelas objek yang menjadi fokus teks.
Bagian kedua adalah deskripsi bagian, yaitu inti teks deskripsi. Di sini penulis memaparkan detail objek secara rinci dengan memanfaatkan pancaindra. Penulis bisa menggambarkan warna, ukuran, bentuk, aroma, suara, suasana, hingga perasaan yang muncul ketika berinteraksi dengan objek tersebut. Deskripsi bagian harus kaya detail agar pembaca seolah-olah ikut melihat dan merasakan secara langsung. Misalnya, ketika mendeskripsikan taman sekolah, penulis dapat menuliskan: “Di tengah taman berdiri pohon flamboyan yang rindang. Bunganya berwarna merah menyala, kontras dengan hijau daun di sekelilingnya. Di bawah pohon, terdapat bangku panjang tempat siswa sering duduk sambil bercengkerama.” Uraian semacam ini memberikan gambaran visual yang kuat kepada pembaca.
Bagian ketiga adalah simpulan atau penutup. Bagian ini berisi kesan umum, ringkasan, atau penegasan kembali mengenai objek yang telah dipaparkan. Simpulan biasanya ditulis singkat, tetapi mengandung makna menyeluruh. Misalnya, “Taman sekolahku bukan hanya indah, tetapi juga menjadi tempat yang menyenangkan untuk melepas penat.” Dengan simpulan, teks deskripsi terasa lengkap dan memberikan kesan akhir yang mendalam bagi pembaca.
Struktur identifikasi, deskripsi bagian, dan simpulan ini sebenarnya bersifat fleksibel. Dalam beberapa teks, penulis bisa saja menambahkan ungkapan pendapat pribadi atau perasaan yang lebih dominan. Namun, tiga struktur utama tersebut tetap menjadi dasar yang membedakan teks deskripsi dengan jenis teks lain.
Agar lebih jelas, berikut contoh sederhana teks deskripsi yang strukturnya bisa dianalisis:
Identifikasi: “Perpustakaan sekolahku terletak di lantai dua gedung utama. Ruangannya luas dan nyaman untuk belajar.”
Deskripsi bagian: “Rak-rak buku tersusun rapi di sepanjang dinding, penuh dengan buku cerita, novel, dan buku pelajaran. Di bagian tengah, terdapat meja besar dan kursi yang sering digunakan siswa untuk berdiskusi. Suasana perpustakaan biasanya tenang, hanya sesekali terdengar suara kertas yang dibalik atau bisikan pelan siswa.”
Simpulan: “Perpustakaan sekolahku adalah tempat favorit bagi siswa yang ingin mencari ilmu sekaligus menikmati suasana tenang.”
Dari contoh tersebut, terlihat jelas bahwa struktur teks deskripsi membuat uraian lebih mudah dipahami dan lebih hidup. Tanpa struktur, teks deskripsi bisa saja menjadi berantakan, lompat-lompat, atau sulit dibayangkan oleh pembaca.
Bagi kamu siswa SMP, memahami struktur teks deskripsi tidak hanya penting untuk kepentingan menulis, tetapi juga untuk melatih keterampilan membaca kritis. Dengan mengenali bagian identifikasi, deskripsi bagian, dan simpulan, kamu akan lebih mudah menemukan informasi utama, membedakan detail penting, serta memahami makna tersurat dan tersirat dari sebuah teks.
Oleh karena itu, struktur teks deskripsi menjadi kunci utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada kurikulum Merdeka. Guru bisa mengarahkan siswa untuk berlatih menulis teks deskripsi dengan mengikuti struktur ini, mulai dari memperkenalkan objek, menguraikan detail, hingga menutup dengan kesan pribadi. Semakin sering berlatih, semakin terampil pula siswa menyusun teks yang runtut, hidup, dan menarik.
3. Unsur dan Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi
Unsur dan kaidah kebahasaan merupakan bagian penting dalam teks deskripsi. Tanpa unsur kebahasaan yang tepat, teks deskripsi tidak akan mampu menghadirkan gambaran yang jelas dan imajinatif bagi pembaca. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa perlu memahami dengan baik apa saja unsur kebahasaan yang digunakan serta kaidah penggunaannya.
Unsur kebahasaan pertama yang dominan dalam teks deskripsi adalah kata benda atau nomina. Nomina berfungsi menyebutkan objek yang digambarkan, baik berupa tempat, orang, benda, maupun suasana. Misalnya, saat mendeskripsikan kehidupan masyarakat pesisir di Kepulauan Riau, nomina yang digunakan bisa berupa “nelayan,” “perahu,” “laut,” atau “kampung.”
Kedua, teks deskripsi banyak menggunakan kata sifat atau adjektiva. Kata sifat diperlukan untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari objek yang disebutkan. Misalnya, masyarakat pesisir Kepulauan Riau dapat digambarkan dengan kata sifat “ramah,” “ulet,” dan “sederhana.” Lautnya bisa disebut “biru jernih,” “luas,” atau “tenang.” Dengan adjektiva, pembaca dapat membayangkan kondisi objek dengan lebih hidup.
Ketiga, kata kerja atau verba juga menjadi unsur penting. Dalam teks deskripsi, verba digunakan untuk menyatakan keadaan atau aktivitas. Contoh, “nelayan berlayar setiap pagi,” “perahu terombang-ambing di lautan,” atau “ombak berdebur di tepi pantai.” Kata kerja semacam ini menghadirkan suasana nyata dalam teks.
Keempat, teks deskripsi sering menggunakan kata keterangan atau adverbia. Kata keterangan berfungsi memperjelas keterangan tempat, waktu, atau cara. Misalnya, “di pagi hari,” “di tengah laut,” atau “dengan penuh semangat.” Dalam konteks kearifan lokal, dapat digunakan kalimat seperti, “Para nelayan di Kepulauan Riau berlayar dengan penuh kehati-hatian mengikuti arah angin.”
Kelima, unsur kebahasaan yang khas dalam teks deskripsi adalah kalimat indrawi. Kalimat ini menghadirkan detail yang ditangkap melalui pancaindra. Misalnya, “suara ombak terdengar bergemuruh,” “aroma ikan asin menyeruak di pelabuhan,” atau “angin laut menerpa kulit dengan lembut.” Kalimat indrawi memberi pengalaman sensorik yang membuat deskripsi lebih hidup.
Keenam, teks deskripsi juga memanfaatkan majas atau gaya bahasa. Gaya bahasa membuat teks lebih menarik dan berkesan. Misalnya, ketika menggambarkan laut, penulis bisa menulis, “Laut itu bagaikan permadani biru yang membentang sejauh mata memandang.” Majas semacam ini memberi nilai estetis dan imajinatif pada teks.
Selain unsur-unsur tersebut, teks deskripsi memerlukan kohesi dan koherensi. Kohesi merujuk pada keterpaduan bentuk bahasa, misalnya penggunaan kata penghubung, sinonim, atau repetisi. Koherensi merujuk pada kepaduan makna sehingga antarbagian teks saling mendukung. Dengan kohesi dan koherensi, teks deskripsi tentang kemaritiman Kepulauan Riau menjadi runtut dan mudah dipahami pembaca.
Dari segi kaidah kebahasaan, terdapat beberapa aturan yang perlu diperhatikan. Pertama, penggunaan bahasa harus konkret, jelas, dan spesifik. Ketika mendeskripsikan kearifan lokal nelayan, sebaiknya ditulis, “Nelayan menggunakan perahu layar tradisional yang disebut jong,” bukan sekadar, “Nelayan menggunakan perahu.”
Kedua, teks deskripsi sebaiknya menggunakan kalimat deklaratif, yaitu kalimat yang menyampaikan pernyataan. Contoh, “Masyarakat pesisir Kepulauan Riau memiliki tradisi gotong royong dalam memperbaiki perahu.” Kalimat semacam ini lebih sesuai dengan fungsi deskripsi yang menjelaskan.
Ketiga, kaidah kebahasaan juga menekankan penggunaan bahasa baku dan tanda baca yang tepat. Misalnya, saat merinci kearifan lokal, dapat ditulis: “Tradisi yang masih dijaga hingga kini antara lain: mendayung jong, menangkap ikan dengan jaring, dan mengadakan upacara laut.” Tanda baca titik dua dan koma dipakai untuk memperjelas perincian.
Keempat, urutan deskripsi harus logis. Penulis dapat memulai dengan memperkenalkan objek secara umum, lalu menguraikan bagian-bagian secara detail, dan akhirnya memberikan kesan menyeluruh. Misalnya, dalam menggambarkan kemaritiman Kepulauan Riau, penulis dapat memulai dengan lautnya, lalu beralih ke nelayan dan perahu, kemudian menutup dengan kesan tentang kearifan lokal masyarakatnya.
Kelima, kaidah kebahasaan juga mengarahkan penulis untuk menjaga konsistensi fokus deskripsi. Jika objek yang dipilih adalah kemaritiman Kepulauan Riau, maka isi teks harus tetap berkisar pada laut, aktivitas nelayan, tradisi bahari, dan suasana pesisir. Jangan sampai teks melebar ke objek lain yang tidak relevan.
Dengan pemahaman unsur dan kaidah kebahasaan tersebut, siswa dapat menulis teks deskripsi yang lebih hidup dan menarik. Misalnya, sebuah teks deskripsi tentang kearifan lokal bisa memuat detail seperti: “Para nelayan di Kepulauan Riau masih menjaga tradisi membaca tanda bintang di langit sebelum berlayar. Mereka percaya bahwa bintang utara menjadi petunjuk arah di malam hari. Sambil mengayuh perahu jong, terdengar nyanyian rakyat yang menambah semangat perjalanan.” Detail semacam ini menghidupkan teks sekaligus mengajarkan nilai budaya.
Pada akhirnya, unsur kebahasaan berfungsi sebagai “alat lukis” bagi penulis, sementara kaidah kebahasaan adalah “aturan melukis” yang membuat gambaran menjadi teratur, indah, dan mudah dipahami. Dengan menguasai keduanya, siswa tidak hanya mampu menulis teks deskripsi dengan baik, tetapi juga belajar menghargai kekayaan budaya lokal, seperti kemaritiman dan kearifan masyarakat Kepulauan Riau.
Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
Kosasih, E. (2018). Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (2022). Capaian Pembelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kurikulum Merdeka.
Chaer, A. (2010). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. (2016). Keterampilan Menulis. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Keraf, G. (2007). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kurniawan, H. (2015). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. Jakarta: Erlangga.
Tarigan, H. G. (2008). Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Sudah paham tentang teks deskripsi?
Mau melihat contohnya? Nah!
Silakan klik di sini untuk melihat seperti apa sih teks deskripsi itu.